Rabu, 18 Mei 2016

Jangan Terlalu Berharap



- 16 Mei 2016 -

Pagi ini saya disapa dengan Renungan Harian yang cukup menarik dari sebuah Aplikasi Android - eKatolik, sehubungan dengan sudut pandang yang diambil oleh seorang pembicara dalam seminar pernikahan. Saya memang belum menikah, tetapi ini masuk di akal dan belajar dari pernikahan orang tua saya selama ini, yang satu ini patut anda simak. Begini ceritanya..

"Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan - Yak 3:13"

Suatu kali saya membaca blog seseorang yang menulis tentang seminar pernikahan yang diikutinya.

Dalam tulisannya, penulis bercerita tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh pembicara seminar: Apa penyebab paling besar dari perceraian? Jawaban yang diberikan oleh peserta adalah seks, uang, dan komunikasi. Namun diluar dugaan, ternyata narasumber/pembicara menyatakan jawaban-jawaban tersebut salah, karena semua yang disebutkan di atas hanyalah gejala dari masalah yang sebenarnya. Pembicara kemudian mengatakan bahwa alasan perkawinan berakhir pada perceraian dikarenakan oleh satu hal, yaitu harapan yang tidak terpenuhi (unmet expectation).

Sama seperti penulis, saya pun tercengang mendengar pernyataan itu. Dan saya baru menyadari bahwa ini memang akarnya.

Sebagai contoh, komunikasi yang tidak efisien dan perlu pengulangan bisa memicu gesekan dalam keluarga, terlebih dalam situasi penting (urgent) yang membutuhkan komunikasi terjadi secara cepat. Pasti kita akan menuntut supaya komunikasi terjadi dengan efektif dan efisien. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, terjadilah gesekan. Hal ini terjadi apabila kita tidak mengerti dan menerima karakter satu sama lain.

Daripada timbul gesekan yang mengikis cinta kasih, marilah kita menerima satu sama lain dan menyampaikan segala sesuatu dengan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Dengan begitu, harapan-harapan yang tidak terpenuhi dapat lebih terkikis dan pertengkaran tidak memanas dan meruncing.

Apakah saya dapat menerima orang lain apa adanya?


Tidak berkeberatan : Subroto Widjojo SJ, Jakarta 1 April 2016
Boleh diterbitkan : Vikjen KAJ RD Samuel Pangestu, Jakarta 4 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar