Sabtu, 31 Desember 2016

Mindset

Mindset adalah awal dari pikiran atau pemikiran kita. Mindset selalu mengawali semuanya karena berasal dari pikiran. Sebagai contoh, mengapa ada harga yang bermacam-macam dengan skema paket bermacam-macam banyaknya hanya untuk sebuah paket data internet? Ada yang bilang skema yang satu mahal, dan skema lainnya lebih murah, dan bermacam-macam begini-begitu yang menurut mindset mereka adalah benar. Coba dipikir lagi, apa yang menyebabkan kita berpikir bahwa suatu produk atau jasa harganya mahal atau murah? Benar, menurut saya itu semua tergantung dari keadaan finansial dan kebutuhan kita saat itu. Mindset bahwa harga suatu produk atau jasa murah atau mahal adalah sebuah konsep pemikiran. Anda bebas memilih cara menggunakan pikiran anda untuk apapun juga.

Release Your Bad Mindset

Banyak sekali orang -orang yang terpaku pada satu mindset tertentu berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda. Bagi saya itu sama dengan definisi kegilaan (insanity) menurut Opa Albert Einstein (His Famous Quote : Insanity is doing the same things over and over again and expecting different results). 

Misal, aku kalo nanti ikut kursus ini-itu diputusin pacarku karena katanya akan ngga punya waktu untuk dia. Lha.. ini.. Hidup itu kan milik kamu sepenuhnya, emang pikiran dia terus menerus harus kamu jalanin gitu? Buat keputusan berdasarkan akal sehat, beri perasaan (feeling) secukupnya, JANGAN dibalik !!! Kursus itu kan untuk kemajuan diri kamu, terus kalo kamu ngga jadi ikut kursus karena alasan di atas dan akhirnya jadi kurang pergaulan karena ngga ada progress bahkan ngga nyambung ketika ngobrol dengan teman-teman kamu yang lain kamu MAU?! Enak di pacar kamu, ngga enak di kamu dong.. 

Baru juga pacar, belon nikah broo.. Buat kamu yang udah nikah juga masih ada 1 kata penting yang bisa dijadikan jalan keluar dari masalah di atas, apa itu? KOMUNIKASI. Semua hal pasti akan menemukan solusi dengan komunikasi yang baik dan proporsional pada tempatnya.

If we are not releasing our bad mindsets, we will NEVER grow up, NEVER catch a progress, even in the smallest form, trust me! Emang kamu mau hidup kamu datar-datar terus karena pikiran orang lain? Ya itu pilihan kamu sih..

Progress

Pagi cerah yang indah ini sambil nyuci baju tiba-tiba otak saya terpaku pada 1 kata, and that is PROGRESS ! I think we should learn and start to asking these questions every single day to ourselves :

1. Any business progress today?
2. Any personal or self skill progress today?
3. In which level your life progress now?

Dengan menanyakan tiga pertanyaan di atas, kita bisa mengukur sejauh mana pencapaian kita setiap harinya, selain itu pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memacu diri kita menjadi lebih baik setiap harinya. After all 2017 is in front of our eyes..

Rabu, 14 Desember 2016

Dear No One


Love is NOT in a hurry & being rushed
NOT because "I have to" be with someone
Or just ANY man/woman you would live either
Love is NOT sacrificing your feelings
because you need to be with him/her

Love is ABOVE all that

Love is sensitive and RESPECTFUL
Love is to KNOW and understand
Love SEEING that is not implied
Love heard the UNSPOKEN


So if you're out there I swear to be good to you
But I'm done lookin, for my future someone
Cause when the time is right
You'll be here, but for now



Dear No One, this is your love POEM




Minggu, 30 Oktober 2016

Push The Tempo




Siapa pernah dengar kata "tempo"? Tempo yang saya maksud disini adalah kata yang merepresentasikan cepat lambatnya suatu kegiatan atau pekerjaan.

When you are feeling HIGH, PUSH !

When you're feels on fire, GO !

Everytime you feeling down/start to feel like giving up. PUSH !

Pushing the tempo will give a sense, feelings that others can't imitate from yourself.


You'll start to stand out from the crowd.


The result maybe doesn't come in an instant, maybe hours, days, even months.

But if we are willing to try and make changes, MIRACLES will start to happens !

MOVE ON Bruh !



MOVE ON..

Seberapa sering kamu mendengar 2 kata ini?! Move on bro, move on sis, udah ngga jamannya tuh terikat. Terpasung pada 1 hal yang sebenernya udah ngga baik buat kamu. 

Sesungguhnya banyak aspek yang dipengaruhi oleh "move on" ini.

For examples : cinta, bisnis, karir, hidup profesional

CINTA ditolak, mending cepet move on, kelamaan invest lama-lama bisa bangkrut :p pernah suka sama cowo/cewe idaman? ya iyalah pernah. Tapi kalo sinyalnya merah mau tetep kekeuh? Apalagi problemnya prinsipil dan sulit untuk melanjutkan hubungan. Pilihannya jelas, tetap bertahan dengan kemungkinan gondok setengah mati atau move on dan nikmati kehidupan baru yang lebih indah. Kalo saya mending pilih yang kedua *pengalaman.

KARIR mandeg, move on bray ! masa depan lebih indah coy !
Nah, yang ini juga nih. Pernah denger2 suara kaya gini gak? >>> Gue mau cabut dari perusahaan ini, udah ngga tahan! Tapi coba tebak, 3 taon kemudian baru cabut (kelamaan bruh..). Tapi itu masih mending si, ada yang sampe saat ini juga ngga cabut2. Bukannya ngga menghargai pekerjaan lho ya.. Tapi kalo udah merasa ngga sreg, kenapa harus bertahan? Masih banyak pilihan lain bung ! Dunia masih akan tetap ber-mentari, yakin !

BISNIS stagnan? >>> cepet move on ! cepet cari solusi, perbaiki terus lari lagi degh. Sakit sih rasanya udah invest berjuta-juta, berpuluh-puluh juta tapi hasilnya masih stagnan, udah diutak-atik begini begitu hasilnya masih sama aja. Tapi lebih sakit lagi kalo nginvest lebih lama, udah kehilangan materi kadang kita ngga sadar, ada sesuatu yang lebih berharga yang hilang dengan cepat. Apa itu? W-A-K-T-U coy ! 

Dibela-belain invest sekian lama hasilnya masih gitu-gitu aja, bahkan memburuk. Padahal kalo waktu yang tersisa dipake buat move on, mungkin hasilnya lebih baik di strategi yang lain atau bidang bisnis yang lain jika memang sudah ngga mungkin lagi untuk menyehatkan kembali bisnis yang ada.
*sekali lagi pengalaman

Hidup gitu-gitu aja? >> mungkin tanda-tanda kamu gagal move on nih
Change nothing and nothing changes. Bener apa bener?! Dulu saya juga pernah kerja, udah 5 taon malah. Sekarang kalo ada yang tanya saya kerja apa, saya selalu bilang gini, kerjaan saya? mau tau? main-main setiap hari! Tapi main-main yang serius yah.. Melihat coding website atau mencoba memperbaiki coding website selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari rasanya sangat nikmat dalam keseharian saya, karena saya merasa sedang bermain, dan itu terjadi setiap hari bahkan setiap saat. Ketika melihat coding itu berjalan, adrenalin akan memacu darah saya sampai ubun-ubun, bisa ditebak selanjutnya.. Rasanya seperti jatuh cinta setiap hari !

Tapi ngga sedikit juga yang cuma pengen terus berhenti di situ, udah ngga mau kejar-kejaran lagi. Sama target-targetnya, sama impian-impiannya. Ngga ada yang tau kan kapan saya matiin lampu terus pergi tidur? Saya berusaha tidur semalem mungkin tetapi bangun sepagi mungkin. Saya pengin bilang sama mentor saya, pak omset saya udah nyampe sekian-sekian, yang pastinya pengen banget angkanya terus tumbuh. Kadang saya pikir di satu sisi kapitalis ngga buruk-buruk amat. Lha, si kapitalis kerja lebih keras dari yang laen, wajar dong kalo hasilnya lebih banyak?! Mana ada yang tau berapa jam seharinya dia tidur, dan sisa waktunya dia habiskan untuk mati-matian mengejar impiannya. JADI, kapitalis yang mensejahterakan banyak orang, menggenjot banyak karakter lain yang masih ingin maju, itu keren! Yang ngga mau ya udah tidur-tiduran aja, ngga ada yang nyalahin kamu kok, hidup itu pilihan bro!

Kalo udah gini, salah siapa? jelas salah kita sendiri lah, keputusan pribadi itu datangnya dari hati, lingkungan eksternal mungkin sedikit mempengaruhi dan menjadi pertimbangan tetapi keputusan tetap berasal dari dalam diri.

Kesimpulannya --> kecepatan anda MOVE ON akan sangat menentukan progress/kemajuan anda dalam hidup, cinta, bisnis, dan karir.

By the way, dapet salam dari MOVE ON !

MARKETING = MAKAN



MARKETING = MAKAN (baca : marketing mirip makan)

Malam ini tiba-tiba saya terpikir sesuatu.

Saya sangat mencintai dunia marketing, dan sebenarnya kalo dipikir-pikir marketing itu mirip-mirip dengan makan.

Ngga percaya? Oke, mari kita bahas sedikit dengan analogi sederhana.


Ngga makan 1 hari = lapar

Ngga makan 2 hari = tambah lapar

Ngga makan 3 hari = lapar pakai banget !

Seminggu ngga makan = sekarat

Sebulan ngga makan = MATI


Ngga marketing 1 hari = biasa aja tuh, penjualan masih ada

Ngga marketing 2 hari = masih OK bro!

Ngga marketing 3 hari = agak-agak gimana gituu..

Seminggu ngga marketing = sekarat bro, penjualan maannnaa?

Sebulan ngga marketing = bisnis siap-siap mati :p

Sabtu, 29 Oktober 2016

Manusia Imitasi


MANUSIA IMITASI

#bukanartikelhanyapemikiran
#belumjadibukutapimungkinsajatahundepan

Apa dasar saya berpikir seperti ini? Kebetulan hanya sedang berpikir selintas lalu saja. Jangan dijadikan acuan ya, saya hanya ingin sharing pemikiran saja. 

Coba deh dipikir-pikir lagi, kamu sadar ngga bro/sis? Bagaimana cara dasar kita belajar? Pernah lihat anak kecil yang belajar jalan? Pasti meniru orang tuanya atau keluarganya atau siapa pun yang sudah bisa berjalan kan?

Meniru sama dengan imitasi (sekali lagi ini hanya pemikiran). Lewat apa/dari mana kita meniru? Saat ini kita bisa meniru sangat cepat dan sangat akurat melalui BUKU, YOUTUBE, IG, FB, dll. Banyak lho bisnis-bisnis besar yang awalnya cuma NIRU ! Tapi biasanya memang dimodifikasi yah, bukan ATP (Amati-Tiru-Plek).

Menurut saya selama fase peniruan itu positif dan bisa membawa diri menjadi lebih baik dan syukur-syukur membuat diri menjadi lebih berguna bagi orang banyak, ya lanjutkan saja. Namun jika sebaliknya, terjadi hal-hal yang negatif sebaiknya anda tinggalkan.

TIRU sebaik mungkin, syukur-syukur lebih baik karena sudah dimodifikasi. Lagipula kita kan mahir niru-niru tuh, yang positif dan bermanfaat bagi orang banyak pastinya yaa.. CHEERS!

Kamis, 25 Agustus 2016

Mau tapi tidak mau

Tulisan ini hanya saya sadur dari akun Instagram @komunitaspengusahamuda yang juga me-repost dari akun @maulaozier

Salah satu tulisan dari sahabat saya Muhammad Maula Nurudin Al-haq

:::>>> Banyak maunya, tapi gak mau <<<:::

A: "Mau dong kayak si anu, sebulan bisa milyaran"
---Giliran dikasih tau si anu budget iklannya minimum 12 jt perhari langsung mikir dan akhirnya gak mau karena ngerasa gede banget spentnya belom ada duit dan nyali, lho tadi katanya mau?

B: "Mau dong kerja jadi graphic designer di ahensi iklan multinasional kayak lo"
---Pas tau karya-karya/portofolio anak magang yang berebut untuk magang di ahensi itu langsung jiper, anak magangnya aja kayak gitu portonya apalagi yang udah kerja tetap di sana. Ngelirik portofolio sendiri udah minder, tracing belom bener, layout acakadut, akhirnya gak jadi mau, lha tadi katanya mau?

C: "Mau dong jadi youtuber penghasilan ratusan juta dari adsense"
---Giliran dikasih tau caranya yaitu bikin konten yang kontisten selama 1-2 tahun dan ilmu seo dasar, eh baru buat 3 video udah gak buat-buat lagi... lha tadi katanya mau?

Autokritik untuk diri kita sendiri, kadang kita banyak maunya karena gak tau realita mencapai kesananya, ngeliatnya cuma kesimpulan kalo dia 'Keren!', 'Kaya!', 'Alim!', dll... giliran tau realita prosesnya jadi tau bahwa maunya itu gak sepadan sama wadah diri.

Mau, tapi gak mau. Pathetic.

For me it's a self reminder..

Musuh Terbesar Saya

Anda tahu musuh terbesar saya? Pasti belum tahu ya, ya iya saya belum kasi tau. Mungkin anda tergelitik untuk tebak-tebakan dengan saya? Hayoo tebak! Pemerintah? Saya bukan anti pemerintah, lagipula memusuhi negara sama juga bohong, organisasi yang terlalu besar untuk dimusuhi :p

Sistem?! Bukan juga, tebakannnya jangan terlalu mainstream dong. Yang nyleneh dikit. Coba lagi. Eh, tapi ini bukan tentang tebak-tebakan ding.

Baiklah saya beritahu sekarang. Musuh terbesar saya adalah kemalasan, kekurang percaya diri, ketidakmauan untuk berubah, kesombongan, dan sederet sifat-sifat "njilei" lainnya.

Bersyukurlah saya masih memiliki awareness (kesadaran) yang cukup tinggi untuk menganalisa hal ini dan setidaknya saya memiliki keberanian untuk merubah itu semua. Perlahan tapi pasti saya tahu saya bisa memerangi semua musuh terbesar saya.

Semuanya bisa menyebabkan kebiasaan buruk yang tidak terkontrol, sekali lagi saya sangat bersyukur bisa memahami hal ini saat ini dan segera memutar balikkan badan menuju kawan-kawan terbesar saya yang baru saja saya temui bernama rajin, percaya diri, percaya pada perubahan, dan kerendah hatian menuju habit-habit baru saya yang luar biasa.

Just my 2 cents.