Sabtu, 25 Juni 2016

Inti Dari Hidup Adalah Menjadi EGOIS

Judul artikelnya provokatif ya? Hehehe.. Yang udah judging di awal, mohon redam emosi anda. Saya tidak berusaha memancing kemarahan dikarenakan anda memiliki persepsi lain. Mengapa saya mengatakan inti dari hidup adalah menjadi egois? Coba direnungkan kembali, sejak anda lahir, anda sudah egois lho.. Kalo haus atau lapar anda terus nangis, dan anda bisa segera minum dan makan sesuai keinginan anda.

Kalau saya sendiri pengalaman paling egois saya adalah ketika bersekolah setara sekolah menengah atas (SMA). Saya dulu bersekolah di sekolah kejuruan SMF Caraka Nusantara. Egoisnya adalah ketika menyiapkan diri untuk ujian atau ulangan harian. Kenapa egois? Karena saya belajar menjauh dari kerumunan teman-teman. Berisik! Saya yang berisik maksudnya.. :p Saya menghafal dengan mengucapkan tulisan pada buku teks, catatan, maupun literatur. Saya selalu mencari tempat sunyi untuk belajar. Lantai 2 sebelah lab.Kimia adalah tempat favorit saya. Sunyi, teduh, jauh dari wira-wiri orang lalu lalang. Lab apotik hidup di belakang sekolah adalah tempat kedua favorit, karena kalau lapar ada bapak soto sekitar 10 meter dari situ :p

Bicara tentang egois saat belajar, ada pengalaman lucu. Ketika berada di tingkat dua (Baca : Kelas 2), saya dan sahabat saya hampir selalu BOLOS pelajaran pada jam pertama dan kedua ketika di jam berikutnya ada ulangan/ujian. Karena di sekolah kami ketika terlambat datang masih boleh mengikuti jam pelajaran berikutnya, dan bisa menunggu di kantin. Udah datengnya ngga perlu pagi, habis itu bisa sarapan lagi ! Enak kann.. *semoga tidak ada guru saya yg membaca tulisan ini, tapi gak apa-apa juga si, udah lama kejadiannya. Anyway ! Saking banyaknya kami berdua bolos, guru piket di bagian Tata Usaha sampai hafal dan membuat buku catatan terlambat, mungkin dengan maksud efek jera atau takut dilaporkan ke wali kelas. Tapi kami berdua masih tetap saja sering datang terlambat. Buku catatan terlambat pun ditambah menjadi surat keterangan terlambat yang agak panjang dan harus ditulis di sekolah ketika kami terlambat. Tetapi biasanya kami sudah menulis salinannya di rumah, jadi waktu belajar & sarapan kami jelas lebih panjang. Hehehe..

Nah, lucunya disini nih.. Tahan dulu ketawanya.. Suatu hari, saya dan sahabat saya berencana untuk datang terlambat. Rencana sudah disusun sedemikian rupa supaya kami datang lebih dari jam 7 pagi. Jam tangan saya menunjukkan pukul 07.05, kemudian sahabat saya bilang; "ayo kita masuk!" Namun feeling saya berkata lain. Saya berkata; "ntar aja deh, 10 menit lagi.." tapi sahabat saya memaksa untuk memasuki gerbang sekolah saat itu juga. Bodohnya.. saya mengikuti ajakannya. Mulailah kami melangkahkan kaki, satu.. dua.. "Frans, Fajar !" DEG! Nama kami dipanggil dari arah kanan, feeling saya mulai tidak enak. Ketika menoleh, ternyata wali kelas kami yang memanggil.. "Sudah masuk kelas saja, kelasnya belum lama mulai." Feeling saya tambah buruk.. Di titik ini keringat dingin saya yang sebesar-besar jagung (bonggol-nya ya bukan bijinya) mulai bermunculan. Momen berikutnya saat memasuki kelas menjadi lengkap sudah ketika saya mendapat bangku paling depan di bagian tengah. Asem! Fajar dapet di bagian belakang! Siksaan belum selesai, menit berikutnya saya disuruh membaca sebait literatur yang bukunya saya tinggal di rumah untuk mengurangi beban di pundak kami karena buku-buku pelajaran kami besar, teball, dan berattt.

Saya gelagapan mencari buku.. "Kamu ngga bawa buku?" tanya wali kelas saya. "Ngga bu," jawab saya polos. "Maju," perintah wali kelas kami. "Squat jump 10x," terdengar sangat jelas di telinga saya. Setelah squat jump 10x di depan kelas, saya disuruh keliling lapangan 10x tanpa alas kaki, karena warna sepatu saya tidak mematuhi aturan sekolah. Apesss seapes-apesnya hari ini.. Fajar cuma ketawa-ketiwi, duduk di belakang, dapet pinjeman buku dari kelas sebelah. Aseemmm ! Besoknya, kami BOLOS lagi ! Hahaha..

Kisah di atas jangan ditiru kalo ngga mau dikenal guru-guru di sekolah :p

Sisi positif dari menjadi egois yang saya maksud adalah, kita perlu menyayangi diri sendiri, kita perlu menjaga diri tetap sehat, berikan istirahat yang cukup kepada tubuh kita, berikan pekerjaan yang terbaik untuk diri kita sendiri pada bidang yang kita senangi. Niscaya mestakung, semesta akan mendukung niat baik anda. Percaya saja 100% kepada Tuhan, pasti ada solusinya untuk setiap tantangan yang kita masing-masing hadapi. Tampaknya artikel ini kemana-mana ya ceritanya, biarkan saja ya, tidak apa-apa. Ndak ada aturan tertulis kan sebuah cerita atau artikel harus begini begitu kan? Kalau ada ya mohon artikel ini diabaikan saja khusus untuk aturan tersebut. Cheers !

Kamis, 02 Juni 2016

Biasakan Bicara Dengan DATA


"Victory loves preparation", suatu quote yang saya suka dari film 'The Mechanic'. Sudah gak jamannya asal jalan saja. Kalau berhasil pun namanya 'kecelakaan', susah menduplikasi dan mengulanginya.

Beda kalau kita paham kenapa kita berhasil. Meski ada unsur 'takdir', tapi lebih banyak 'sunatullah' yang menjadi sebab dari suatu akibat.

Jangan sampai Anda berbisnis masih pakai 'feeling' saja. Sudah begitu feeling-nya lagi gak 'well' atau belum di update ke versi baru.

Perhatikan data-data dibawah. Pelan-pelan aja..

Setidaknya akan terbaca :
- Tren pemasaran larinya kemana
- Kalo mau ngiklan, bidiknya apa, siapa
- Siapa target pasar yang paling gemuk di Internet, dan seterusnya..

Apa kalau jual bakso, juga perlu lihat itu Mas J ? Bagi saya, kebiasaan mencari dan menganalisa data adalah Mindset Dasar, apapun bisnisnya.

Gak ada beda saat kita akan menyerbu suatu area, tanpa persiapan yang matang, adalah misi bunuh diri atau untung-untungan. Beda halnya jika kita:
- membaca peta lokasi
- dari mana saja sumber trafiknya
- dimana sarang semut (market) dan apa pengundang semut
- siapa yang paling sering lewat
- brapa banyak potensi pasar kita
- jam brapa trafik ramai dan dimana
- mana jalur searah, dua arah
- mana jalur pulang dan berangkat
- dimana kompetitor berada

Itulah Mindset Data. Tentu saja, jangan hal itu menjadi penghambat untuk Action. Karena masih ada ilmu re-profiling >> Uji pasar, ukur, analisa, re-strategi, action.

"Gagal dalam merencana adalah merencanakan untuk gagal" ~ Napoleon Bonaparte

-by Jaya Setiabudi, yukbisnis.com-



Sepintas artikel singkat di atas mungkin bisa berarti sedikit, bisa berarti banyak, atau tidak berarti apa-apa bagi sebagian orang. 

Namun ada setidaknya satu hal yang perlu anda sadari. Anda perlu BANGUN ! Ya, BANGUN! Mengapa? Karena saat ini adalah era informasi, era teknologi, segalanya berpacu sangat cepat dengan waktu. 

Ia yang terlena dan benyak tidur akan ketinggalan. Keputusan dibuat secepat kilat dengan data yang akurat, tiada lagi waktu tunggu yang terlalu lama. Bahkan birokrasi di negeri ini "dalam tanda kutip" menjadi sangat tergantung dengan teknologi. Tirulah Jamsostek yg bertransformasi menjadi BPJS. 

Masih mau ngeyel dan melawan? Silahkan.. Mari bijaksana dalam mengambil keputusan, mari berinovasi dan bertransformasi tiada henti. Salam wirausaha ! :)

FransDavy-